Sabtu, 30 November 2013

PT WEP Rongrong Tanah Karo Diperalat Pihak Tertentu


Berdirinya PT WEP (Wampu Electric Power) yang berada di desa Rih Tengah Kecamatan Kutabuluh, Kabupaten Karo pada kenyataannya banyak permasalahan atau kejanggalan baik dari awal pembangunannya serta kewenangannya kepada Pemkab Karo Provinsi Sumatera Utara.

Santernya permasalahan di tengah-tengah masyarakat khususnya warga desa Rih Tengah dan desa Amburidi yang ditimbulkan oleh PT WEP yang berdiri puluhan tahun yang lalu di wilayah yang dimiliki beberapa warga ikut dirampas sehingga pada saat perusahaan tersebut memasang pagar areal atau lokasi perusahaannya mengundang kemarahan warga yaitu salah satu warga yang berdomisili di desa Rih Tengah bernama Sukirman merusak pagar yang didirikan perusahaan tersebut sehingga Sukirman yang merasa dirugikan kini dalam proses pihak berwajib.

Atas kejadian yang cukup meresahkan warga desa Amburidi dan warga desa Rih Tengah beberapa warga kedua desa tersebut disertai Kepala Desa Amburidi Sukendi Perangin-angin mendatangi DPRD Kab Karo memaparkan kronoligis yang meresahkan kedua warga oleh PT WEP.

DPRD Kab Karo atas pengakuan kedua warga sudah mengadakan rapat dengar pendapat yang turut hadir pihak eksekutif, kehutanan dan juga puluhan warga dari desa Amburidi dan warga desa Rih Tengah. Sedangkan dari DPRD Masdin Ginting, Ingan Kembaren, Sudarto Sitepu, Darta Bangun, Edi Ulina Ginting, Siti Aminah Perangin-angin, Sentosa Sinulingga, Sudirman Ginting Jambak SPd, dan Ketua Efendi Sinukaban dan Onasis Sitepu yang kesemuanya termasuk tujuh fraksi yang ada di DPR Kab Karo memutuskan agar PT WEP ditutup.

Pada hari Senin (18-11-2013) DPRD Kab Karo mengadakan rapat dengar pendapat. Yang hadir warga kedua desa didampingi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) juga dari eksekutif dan Sat Reskrim Polres Karo.

Mengingat tema pertemuan pada waktu itu adalah rapat dengar pendapat walau beberapa kali permasalahan yang ditimbulkan oleh PT WEP terhadap kedua desa dianggap apa sebenarnya harus disadari dan diingat kembali kata pepatah “Sakit Dijajah Belanda Lebih Sakit Dijajah Bangsa Sendiri dan Diperalat Pihak-Pihak Tertentu Tanpa Peduli Rakyatnya”, sehingga rapat diadakan Senin (25-11-2013).

Tidak ada komentar: