Bila keberadaan Satuan Pengamanan (Satpam) terus dibiarkan berstatus tidak jelas di perusahaan raksasa PT WEP, yang sedang mengerjakan pembuatan terowongan menggunakan dinamit.
Kondisi ini, disinyalir tidak tertutup kemungkinan bakal terjadi penyimpangan mengingat status Satpam PT WEP telah memakai atribut Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu). Ironisnya lagi, sesuai keterangan Kepala Desa Rih Tengah Kecamatan Kuta Buluh, Tarsim Kembaren, Selasa (13/8) melalui telepon selulernya mengatakan, terkait keberadaan puluhan Satpam PT WEP ditengarai tidak memiliki identitas jelas seperti halnya Kartu Tanda Penduduk (KTP).
“Sampai sekarang mereka (Satpam) tidak pernah memperlihatkan KTP-nya. Itu sudah sering saya pertanyakan, tetapi tidak ada tanggapan dari pihak pengusaha,”beber Tarsim Kembaren. Persoalan terkait ketidakjelasan identitas yang dimiliki puluhan satpam tersebut juga sudah pernah disampaikan Kades kepada Camat Kuta Buluh, Edison Sembiring. Namun belum juga mendapat tanggapan secara positif dari Camat Kuta Buluh.
Sudah pernah juga saya sampaikan tentang keberadaan mereka di sana kepada camat, tapi sampai sekarang belum juga mendapat kepastian,” terang Kades sembari menambahkan bahwa penggunaan dinamit di PT WEP sudah termasuk besar.
Kekhawatiran warga desa di Kecamatan Kuta Buluh soal keberadaan Satpam tanpa identitas jelas, tetapi memakai lambang Poldasu sehingga terjadi penyalahgunaan bahan peledak dinamit milik PT WEP, memang beralasan.
Mengingat peristiwa hilangnya 250 dinamit milik salah satu perusahaan Galian C di wilayah Bogor yang memang sering menggunakan dinamit untuk eksplorasi tambang, hingga sekarang belum diketahui keberadaannya. (RTA)
(Sumber:Harian Andalas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar