Rabu, 20 Juli 2011

Massa bersajam blokir gerbang PT WEP

Sekitar empat puluhan orang bersenjata tajam mendatangi PT Wampu Electric Power (WEP), sebuah perusahaan yang bergerak dibidang Hydro Power di Desa Rih Tengah Kecamatan Kutabuluh, Kabupaten Karo, tadi siang.

Dengan mengendarai dua mobil truk dan dua mobil pribadi, mereka membawa golok, tombak, kelewang dan selanjutnya memblokir pintu masuk para karyawan yang melakukan aktivitas di perusahaan itu dengan batang pohon dan batu besar, sehingga aktivitas keluar masuk nyaris lumpuh.

Sementara, suasana Desa Rih Tengah Kecamatan Kutabuluh yang terlihat mencekam berada dibawah penjagaan petugas kepolisian dan TNI, khawatir puluhan massa itu akan menyerang warga desa.

Informasi yang dihimpun dari lokasi, kejadian ini disebabkan pihak perusahaan yang belum mengganti rugi areal lahan seluas 36 hektar yang diambil alih oleh PT WEP dari warga.

“Kami melakukan pemblokiran karena meskipun pihak perusahaan belum ada izin dari kami di areal seluas 36 hektar milik orangtua kami, almarhum Lukis Sembiring Kembaren, tapi mereka telah membuka jalan sejak tahun 2010 menuju perladangan ,” ujar Sukiman Kembaren (52), warga Desa Payung, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, tadi malam.

Sukiman Kembaren yang mengaku sebagai ahli waris tanah tersebut, menuturkan PT WEP membayar ganti rugi kepada pihak lain yang bukan ahli waris tanah. Perusahaan ini membayarkannya kepada salah seorang warga tersebut bernama Tambat Sembiring.

“Humas PT WEP, Waspada Sebayang, menjanjikan akan mengganti rugi tanah kami. Tapi, sampai saat ini belum juga terealisasi,” katanya.

Sukiman Kembaren menambahkan, pihaknya telah menyampaikan permasalahan tersebut kepada Bupati Karo, Ketua DPRD Kabupaten Karo dan Kapolres Tanah Karo sebagai mediasi.

“Namun, sampai saat ini belum ada titik temu antara kami dan PT WEP dalam mediasi yang dilakukan di Aula Purpur Sage Mapolres Tanah Karo,” tukasnya.

Dalam aksi tersebut, massa nyaris menghakimi Tambaten Sembiring beserta istrinya yang saat itu baru pulang dari perladangan dan tiba di lokasi penghadangan nyaris diamuk massa. Namun, keduanya berhasil melarikan diri, setelah sempat terjatuh dari sepeda motornya.

Pantauan di lokasi, beberapa truk bermuatan material bangunan tampak berusaha masuk ke perusahaan. Oleh massa, mereka didesak untuk kembali dan meninggalkan lokasi.

Hingga pada malam ini, massa tetap melakukan pemblokiran. Sejumlah massa mengaku akan tetap bertahan dan mendirikan tenda untuk tempat menginap di lokasi sampai permintaan mereka dikabulkan oleh pihak perusahaan. Sementara, Humas PT WEP, Waspada Sebayang, yang coba dikonfirmasi, tidak berada ditempat.

Salah seorang Civil Engineering PT WEP, Sahat Simbolon, mengatakan penanganan kompensasi pembebasan lahan, termasuk perizinan ditangani oleh Waspada Sebayang.

“Soal adanya pertemuan antara warga dengan PT WEP selama ini saya belum tahu. Tapi, sepertinya warga keberatan lantaran tidak dilibatkan ganti rugi. Sementara warga lain, mendapatkan ganti rugi. Padahal dalam negosiasi kompensasi lahan, kami selalu transparan dan tidak bermaksud merugikan warga,” pungkasnya.




Sumber : Waspada online

Tidak ada komentar: